Agaknya semua sepakat bahwa kehidupan pernikahan tak melulu
diwarnai peristiwa yang romantis dan manis. Boleh jadi pernikahan baru benar-benar
teruji ketika bahtera rumah tangga diguncang badai. Lantas bagaimana jika ujian
itu justru datang di saat pernikahan baru seumur jagung?
Adalah Akna dan Keisha, pasangan suami istri yang harus
menerima pil pahit bahwa ujian pernikahan hadir di hari anniversary satu tahun
pernikahan mereka. Sebuah kecelakaan fatal menyebabkan kaki kanan Akna harus
diamputasi. Akna harus menerima kenyataan bahwa fisiknya tak lagi sempurna
seperti dulu. Pun dengan Keisha. Tak terpikirkan sebelumnya bahwa kelak, lelaki
yang ia nikahi harus kehilangan sebelah kakinya.
Keisha berusaha tegar menghadapi cobaan yang dihadapinya. Kehadiran
keluarga dan sahabatpun menjadi kekuatan tersendiri baginya. Ini adalah takdir
yang harus dia hadapi. Cintanya pada Akna membuatnya belajar menerima bukan
hanya kelebihan, tetapi juga kekurangan pasangan hidupnya itu.
Tapi tidak dengan Akna. Bagi Akna, kini ia hanyalah seorang
suami yang cacat fisiknya.
Lepas dari menjalani perawatan di rumah sakit, keadaan
justru kian memburuk. Kembali ke rumah nyatanya tak membuat pernikahan mereka
kembali normal seperti sebelum kecelakaan itu terjadi. Sosok Akna tak lagi
seperti guardian angel dengan
perangainya yang lembut dan baik hati bagi Keisha. Akna bak monster berhati
dingin, keras kepala, dan tak tersentuh.
Tentu saja wajar ketika Akna kemudian menjadi begitu marah,
frustasi, dan terluka pasca kecelakaan tersebut. Yang terenggut darinya bukan
hanya kaki kanan, tetapi juga karir yang gemilang. Akna sadar bahwa ia bukanlah
lagi sosok suami yang sempurna. Tapi Akna benci dikasihani, bahkan oleh
istrinya sendiri. Luka yang tak tersampaikanpun membuatnya perlahan-lahan
kehilangan kebahagiaan pernikahannya.
Akna menjaga jarak dengan Keisha. Ia lebih sering
menyendiri. Iapun tak mengizinkan sang istri tidur sekamar dengannya.
Seberapapun perhatian yang diberikan Keisha tak membuat hati Akna menjadi
luluh. Baik keluarga Keisha maupun Akna tak mengetahui seberapa jauh Akna
berubah. Hanya Yanti, pembantu mereka, yang tahu bagaimana Akna seringkali
membuat mata Keisha menjadi sembab karena sikapnya.
Keisha sendiri mencoba bangkit. Ia kembali menekuni usaha
yang dijalankan bersama Emi, sahabatnya. Jika dulu mengelola Baby Shop hanya
sebatas untuk mengaktualisasikan diri, kini Keisha harus berpikir lebih jauh.
Dengan kondisi Akna yang tak memiliki semangat untuk maju, Keisha harus
menggantikan peran Akna untuk menghidupkan perekonomian keluarga.
Keisha lantas membuat perencanaan untuk mengembangkan
usahanya. Ia lalu mendapat support
penuh dari Emi dan Romi, sahabat Akna. Romi akan membantu Keisha dalam urusan
peminjaman modal. Namun, Akna tak tahu menahu soal itu. Keisha yang serba salah
akhirnya memutuskan untuk merahasiakan sementara rencananya hingga semua
benar-benar terealisasikan.
Dan ke depan, hal inilah yang akan menjadi pemicu. Apakah
kejutan Keisha ini menjadi awal kebahagiaan? Atau justru menjadi bencana?
Lantas, masih adakah kesempatan kedua untuk Akna?
Kepiawaian Eni Martini, sang penulis, dalam meramu ide
menjadi kata bisa dibilang tak perlu dipertanyakan lagi. Bahasanya yang
mengalir membuat pembaca dapat dengan mudah larut hingga akhir novel dengan
tema pernikahan ini. Beberapa kisah diceritakan dalam bentuk obrolan di antara
tokoh-tokohnya. Kemudian dikuatkan dengan narasi yang mampu mengaduk emosi
pembaca, seperti dalam kalimat berikut:
“Keisha menangis bersama air shower yang mengguyur kepala hingga ujung kakinya.” - hal. 98
Beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain konsistensi
kata sapa yang digunakan di antara masing-masing tokoh. Misalnya, antara Keisha
dan Emi ingin menggunakan kata sapa aku atau gue?
“Besok gue mulai ngantor, ya?” kata Keisha mantap. -hal 57
“Aku mau cari tempat strategis, mungkin kita bisa mengontrak kios … (dst.),” kata Keisha sambil tersenyum manis. - hal. 61
Penggunaan kata sapa kau di antara obrolan Akna dan Keisha
juga sedikit menimbulkan nuansa kaku di dalam komunikasi pasutri. Kalaupun
ingin menggambarkan sosok Akna yang berdarah Batak, tetap saja terdapat inkonsistensi di sini -di hlm. 23 menyebut dengan kata kamu, di hlm. 139 dengan
kau-.
Terlepas dari itu semua, Rainbow adalah satu dari novel
pernikahan yang cocok menjadi teman berbagi atas permasalahan rumah tangga yang
warna-warni. Bagaimanapun, tak ada yang pernah tahu ombak atau badai yang akan
menghadang kelak. Kisah Keisha dan Akna dapat menjadi pelajaran dan bekal untuk
pernikahan yang akan atau sedang dijalani.
Judul buku | Rainbow: Akan Selalu Ada Kesempatan Kedua
Penulis | Eni Martini
Penerbit | Elex Media Komputindo
Tahun terbit | 2013
Tebal | 208 hlm
ISBN | 978-60202-1609-6
Apabila cinta memanggilmu
Ikutlah dengannya, walaupun jalan yang akan kalian lalui terjal dan berliku
Dan apabila sayap-sayapnya datang merengkuhmu, pasrah serta menyerahlah.
[Kahlil Gibran]
***
Tulisan ini diikutkan dalam lomba resensi novel by Eni Martini
Bikin resensi cepet gini, tapi mantab yah. Gaya foto kita yang sambil pegang buku cuma kelihatan mata itu, sama hihihi...
ReplyDeletehehehe... itu gaya andalan sebenernya, mba oci :P
Deletebtw, gak nyangka juga aku bisa nulis sepanjang ini yaa? ^^a
Keren ih.. nulis pas deadline aja bisa keren begini..
ReplyDeletemasih jadi deadliner nih mba ^^v
Deletealhamdulillah kemarin (29 sept) aku baru aja anniversary pertama sama suamiku ay. alhamdulillah baik-baik aja.. dan mulai menapaki tahun ke-2 (hari pertama).hehe.. semoga cepat nyusul ya ay. aaamiinn
ReplyDelete*komen ga nyambung
baarakallahu lakuma. gapapa komen gak nyambung asal didoain #eh XD
Deleteaamiin