Saturday, September 8, 2012

Mas Ata Membaca

Namanya Mohamad Hata. Bukan wakil presiden pertama di Republik Indonesia, tapi dia seorang staff di tempat saya mengajar. Yang menarik darinya adalah kegemaran Mas Ata -begitu saya memanggilnya- dalam membaca. Saya seringkali menemukannya tengah asyik masyuk dengan buku yang dibacanya.

Hampir sebulan saya tak menemukan “korban” untuk Reading Everywhere Project. Maka, saat melihat Mas Ata yang tampak begitu serius membaca buku, segera saya ambil ponsel dan mengabadikan momen itu.

reading makes him looks like a boss ^^
 Esoknya, saat kembali menemukan Mas Ata yang sedang membaca, saya meledeknya, “Ciee Mas Ata, kayaknya pengen difoto lagi trus di-upload di Facebook nih?”

“Nggak kok, sebelum Mba dateng, saya juga udah baca buku,” balasnya polos. Saya dan beberapa tutor lain hanya bisa tertawa dibuatnya.

Selepas mengajar, saya istirahat sejenak di ruang tutor dan menemukan Mas Ata yang masih setia dengan bukunya. Ia bukannya tak ada kerjaan. Tugasnya adalah menyiapkan kelas dan snack untuk tutor. Urusan fotocopy bahan mengajar juga Mas Ata yang melakukannya. Di sela-sela waktu kosong itulah ia banyak menghabiskan waktunya untuk membaca.

“Mba, otodidak itu apa?” tanya Mas Ata saat saya tengah memeriksa pesan yang masuk ke ponsel.

“Eh?” Saya yang ditembaki pertanyaan dengan tiba-tiba begitu jadi merasa agak terkejut, “otodidak itu belajar sendiri,” jawab saya sekenanya. Tapi kemudian saya menambahkan dengan contoh.

“Mas Ata lulusan SMK kan yaa? Jurusan apa?”
“Iya. Akuntansi.”
“Nah, kan kemampuan Mas Ata di bidang itu, tapi Mas Ata pengen bisa menjahit, misalnya, maka Mas Ata akan belajar sendiri, otodidak. Bisa dengan melihat orang lain yang menjahit, atau mencari infonya dari buku atau yang lain.”

Saya berusaha menjelaskan dengan bahasa sederhana. Dan untungnya Mas Ata paham. Tapi selanjutnya saya dihujani kosakata lain: imperialisme, implementasi. Semua kata-kata itu berasal dari buku Ranah 3 Warna yang belakangan sedang dibacanya. Hwee.. Saya bisa mengerti maksud kata itu tapi sejujurnya saya agak kesulitan untuk menjabarkannya. *untung di ponsel ada KBBI luring, hehe*

Melihat semangat membaca Mas Ata, terlebih berkaca pada intensitas membaca saya yang akhir-akhir ini sangat menurun, membuat saya terlecut untuk kembali menyemangati diri. Bahwa membaca adalah jendela ilmu. Dengan membaca, saya akan mendapatkan pemahaman yang baru.

2 comments:

  1. nyengir waktu contohnya njahit.. ;d

    ReplyDelete
    Replies
    1. karena terlalu mendadak, aku jadi gak sempat mikir jawaban lain :))

      Delete

Terima kasih untuk tidak meninggalkan pesan berbau SARA dan spam di sini ^^v