Saturday, January 5, 2013

Sekilas Cerita Dari Pesta Buku Murah #Day1

Berawal dari status di Fanpage Gramedia yang bilang kalo mereka bakal kasih diskon mulai dari 40% di stand Pesta Buku Murah Istora Senayan tanggal 5-13 Januari ini, mulailah saya mencari tahu berita tersebut lebih lanjut dan menemukan poster seputar acara tersebut di kaskus (via link yang diberikan grup BBI).


Kicau2 bareng Mba Sinta & Mba Desi di Twitterland seputar keinginan Mba Sinta untuk nggak dateng ke bukfer apapun yang diadakan tahun ini -mengingat masih banyak timbunan buku di rumahnya- menyadarkan saya juga kalau masih ada beberapa buku di rumah yang belum dibaca.

Yang paling jleb kemudian adalah tweet dari Mba Desi berikut:

“IBF atau pesta buku apapun itu setiap tahun pasti ada, enggak usah grasa-grusu’ hatinya. Tenang aja."
Hmm, iya juga yah.. Jakarta tuh emang bukan cuma kota yang selalu kebanjiran air, tapi juga event. Dalam setahun, minimal bakal ada  6 Book Fair yang siap menggoda para penikmat buku:
Islamic Book Fair (1-10 Mar)
Pesta Buku Jakarta (Juli)
Indonesia Book Fair (Nov)
Kompas-Gramedia Fair (sebelum IBF)
Republika Fair (setelah PBJ)
dan yang terbaru: Pesta Buku Murah (5-13 Jan)

Ini belum termasuk bazaar2 buku murah di Festival Pembaca Indonesia, basement Gramed Depok, bukfer  di kampus-kampus, de-el-el.

Rasanya sulit menahan diri untuk nggak beli buku2 di bukfer itu. Tapi kalo memandang rak buku di rumah, tersadar bahwa masih banyak buku yang belum dibaca. Bahkan yaa, ada buku yang dibeli di bukfer tahun 2008 dan belum dibaca sampe sekarang :O

Sebenernya mau jadi pembaca buku atau penimbun buku sih? *Yaa ditimbun dulu, baru dibaca. Mumpung diskonnya gede #jiaaah

Pesta Buku Murah (PBM) sendiri merupakan event terbaru IKAPI dan kayaknya bakal bersifat tahunan juga. Di satu sisi saya khawatir kalap kalo dateng ke sana, tapi di sisi lain pengen tahu juga suasana PBM tuh kayak gimana *ini alasan aja apa yaa? ^^a. Dan ketika kebimbangan menyergap -halah-, seorang kawan, Mba Vita, justru mengajak saya bertemu di sana. Dududu…

Setelah timbang sana-sini, akhirnya saya memutuskan untuk berangkat juga. Meski udah dikasih bocoran dari Mba Sinta kalau buku-buku yang dijual boleh jadi buku-buku lama hasil bongkar gudang, tapi sebenernya buku2 lama itu yang saya pengen. Saya bukan penganut baca buku2 terbaru juga sih. Kalau bagus, meski udah lama, yaa dibaca aja. Lagipula, jarang-jarang loh Gramedia kasih diskon segede itu!

Tiba di Istora Senayan sekitar jam 5 sore lewat dikit, disambut suasana PBM yang nggak terlalu rame. Mungkin nggak banyak yang tahu juga kali yaa? Tapi kalau melihat umbul-umbul di sepanjang jalan Gelora Bung Karno plus promo dari beberapa penerbit, harusnya udah bikin para penikmat buku mampir ke acara yang satu ini.

Masuk ke dalam Istora, kita bakal menemukan stand Kompas-Gramedia, Pustaka AlKautsar, dan Mizan di bagian depan. Dan seperti yang diberitakan, diskon yang disuguhkan masing-masing penerbit memang dimulai dari 40%. Sepengamatan saya sih buku2 yang dipajang di tiga penerbit tersebut bukan buku2 baru. Di sini, pembeli emang kudu pinter2 milih buku. Jadi, meski udah diterbitin satu atau dua tahun yang lalu, tapi bukunya masih amat layak dibaca.


Saya kemudian meneruskan pengamatan ke bagian terdalam Istora. Ternyata, ruangan utamanya nggak dipakai. Ruang2 di Kenanga dan Cempaka juga ditutup. Stand2 dari penerbit lain hanya mengelilingi lingkaran ruang utama tersebut meski nggak semua stand terisi penuh. Yang aku ingat, ada stand Penerbit Serambi, Tiga Serangkai, Dhita Books, Agromedia, LIPI, Bukukita.com, dll (dan lainnya lupa ^^v). Oya, ada juga stand alat-alat tulis dari Gramedia dengan diskon 40-50%.

Btw, berhubung nggak semua stand menyediakan mesin untuk debit/credit card (kayaknya cuma Mizan dan Kompas-Gramedia yaa? #cmiiw), jadi siapkan uang cash secukupnya kalo mau belanja buku di sana. Tapi buat yang khawatir kalap, ketiadaan ATM di Istora ternyata emang amat membantu menekan pengeluaran loh! #GueBanget :P

Nah, terkait tempat sholat, sejak setahun yang lalu mushola di dalam istora udah cukup nyaman karena tempat wudhunya ada di dalam mushola. Tapi mengingat event PBM ini nggak sebesar IBF, musholanya dibagi dua bagian dan itu artinya tempat wudhunya mesti berbagi juga. Kalau kayak gini, mau nggak mau saya harus ke kamar mandi buat wudhu. Tapi nggak masalah juga sih, kamar mandi dekat mushola udah bertambah banyak dan sepi pula :D

Sekitar jam 8.30 pm, saya dan Mba Vita memutuskan pulang. Beberapa stand juga udah siap2 mau tutup. Meski tujuan utama ke PBM pengen ketemuan sama Mba Vita, akhirnya saya tetep nenteng bungkusan isi dua buku berjudul Motherless Daughter. Ini buku udah jadi inceran saya cukup lama, tapi harganya di tobuk Gramedia sekitar Rp 98.000. Hweee… mahalnyeee. Beruntung akhirnya saya bisa dapetin buku ini seharga Rp 25.000 aja. Hahay!


Sekian cuap-cuap saya tentang perjalanan ke Pesta Buku Murah kemarin. Buat yang udah meyakinkan dirinya untuk nggak dateng, bersyukurlah, karena saya aja jadi pengen balik lagi ke sana iniiiih. Hadeuh… >_<”

6 comments:

  1. di sini nggak ada yang sebesar itu, jadi kalaupun ada, borongnya nggak bakal sebanyak gunung karena ga nemu yang dipengen, hik

    ReplyDelete
  2. simply lagi ngga punya duit makanya belum kesana
    #itugue --"

    ReplyDelete
    Replies
    1. entah ini baik atau nggak, tapi aku dikabarin kalo dapet arisan. aduh, agak2 ngeri juga nih mau balik ke sana X(

      Delete
  3. malah jd makin ngebet mau k sana >,<

    penerbit matahati masih ada nggak ya sis?

    mitha_laily@yahoo.com

    ReplyDelete
    Replies
    1. hihihi.. hati2 aja. kalo lagi diet beli buku mending jangan ke sana. dijamin ada yang dibeli soalnya :P

      penerbit matahati kurang tau deh ada atau nggak. kemungkinan hari kamis saya ke sana lagi. nanti coba diliat deh ^^

      Delete
  4. Blog nya sangat informatif sekali buat saya yang mau ke sana hari minggu nanti :)
    Mau tanya, di stand mizan dan gramedia juga menjual buku2 terjemahannya atau tidak ya?

    ReplyDelete

Terima kasih untuk tidak meninggalkan pesan berbau SARA dan spam di sini ^^v