Wednesday, November 28, 2012

Kejutan di Kamis Yang Manis

Siang tadi saya mendapat SMS dari nomor tak dikenal. Dari isi pesannya, si pengirim pesan ternyata adalah kurir Mizan yang kebingungan mencari gang rumah saya. Setelah membalas pesan tersebut, saya merenung sejenak #halah. Mizan mau kirimin saya buku? Hmm, ya, kayaknya sih gitu. Gak mungkin kan surat kontrak penerbitan buku saya? Lah, kirim naskah aja belum. Xixi..

Saya kemudian menduga-duga -baiklah, bahasanya mulai lebay-. Jangan-jangan ada teman saya di luar pulau yang belanja via mizandotcom tapi mencantumkan alamat pengirimannya ke rumah saya. Beberapa teman yang mengharap ongkir murah memang biasa menggunakan strategi ini. Tapi dugaan itu langsung patah karena nggak ada satupun teman saya yang konfirmasi kalo belanja di sana.

Lalu karena apa? Menang lomba? Aih, kayaknya saya gak menang kuis aku dan mizan ataupun buser. Jangan-jangan karena saya ngebelain Mizan waktu beberapa orang di Grup Sahabat Qanita komplain karena paketnya gak sampe-sampe. Haha.. ini lebih ngaco! Etapi saya memang hampir gak pernah bermasalah dengan pengiriman buku sih. Biasanya gak sampe seminggu, buku udah tiba di rumah. Pernah sih telat sekali, tapi karena sempat ada miskom di bagian apanya-entahlah-lupa.^^v

Dan sebelum saya sempat berpikir tentang kemungkinan lainnya, Sang Kurir udah tiba di depan rumah. Haha..

"Ini paketnya dari Bandung, Mba," kata Mas Kurir.
"Apa yaa isinya? Kayaknya saya nggak mesan buku apa-apa," ceracau saya. Entah Si Mas Kurir ngedengerin atau nggak. Kayaknya masih asyik dengan catatan laporan pengirimannya.

Dan akhirnya paket buku bersampul putih itupun pindah ke tangan saya. Langsung aja deh intip isinya. Saya pikir awalnya ada beberapa buku, mengingat tebal paketnya sekitar 3 cm. Tapi ternyata hanya ada satu buku. Dan itu adalah buku The Casual Vacancy-nya Tante JK Rowling. Wuiiiiih... Alhamdulillah yah ^^


Sebelumnya udah pernah nyimak woro-woro Mizan tentang buku ini. Di beberapa toko buku juga saya lihat banyak yang pajang buku ini di dekat kasir atau di banner depan tobuknya. Tapi kalo ngeliat harganya, ehm,, jujur saja, buat saya sih kemahalan ^^a. Tapi mungkin sepadan kali yah, soalnya buku ini dikemas dengan sangat eksklusif: hard cover dengan kertas yang ringaaaan banget. Jadi pasti gak ngeberatin deh kalo mau dibawa kemana2.

Oya, melalui surat pengantar dari Penerbit Mizan, akhirnya terungkap bahwa buku ini merupakan hadiah untuk peresensi buku Mizan. Hmm, buku yang mana yaa? #pikun lagi ^^a. Saya emang sempat meresensi buku Mizan dan emang belum dapet buku seperti biasanya sih #eh. Tapi memang gak terpikir untuk dapet hadiah saat itu. Jadi kalo sekarangtiba-tiba dikejutkan oleh dikirimkannya buku sebagai hadiah karena saya pernah ngeresennsi buku Mizan, wah, rasanya jelas seneng banget!

Terima kasih, Mizan.

***
kamar imaji,
29 November 2012 pk. 14.44 wib

NB:
Di grup nulis saya, lagi ada lelang barang bekas berkualitas maupun baru, yang dananya buat sodara2 kita di Palestina. Ini menarik. Teman-teman yang belum menyisihkan uangnya bisa juga loh melakukan kegiatan semacam ini. Pasti di rumah ada barang2 bagus yang gak terpakai atau ingin disumbangkan kan? Entah itu buku, pakaian, peralatan rumah tangga, apapun.

Caranya gampang. Upload barang yang ingin dilelang, tuliskan spesifikasi barang dan kondisinya, buat aturan lelang (start bid dan kelipatannya), dan setelah deal, uang yang terkumpul bisa disumbangkan melalui KNRP, ACT, atau rekening amal lainnya.

Selamat beramal kebaikan! ^^b

Sunday, November 25, 2012

Merangkai Puzzle Persona Non Grata

on page 25
"Deskripsinya bagus.. cerita pembukanya juga bikin penasaran ^^b"

on page 51
"Gak bisa skimming..
rasanya sulit melewatkan satu kalimat di novel ini. paragrafnya padat berisi euy!"

***

Buku ini sudah ada dalam genggaman saya sejak bulan Februari lalu. Baca beberapa halamannya di bulan Mei dan... suka. Kesan pertamanya seperti yang saya kutip di atas. Tapi pada akhirnya berhenti membaca di halaman 51 itu juga. Bukan karena saya kehilangan ketertarikan untuk membacanya, hanya magnet dari buku ini saja yang kurang kuat. *eh, sama saja yaa? ^^v

Tapi sejujurnya, membaca buku ini memang membutuhkan waktu tersendiri buat saya. Temanya yang tak biasa, isinya yang padat, membuat saya tak rela membacanya di dalam angkot atau di sela-sela waktu yang ada. Buku ini harus dinikmati dengan situasi dan kondisi terbaik, pikir saya.

Novel dibuka dengan sebuah insiden di sebuah mall yang memberikan pembaca kesempatan untuk berkenalan dengan tokoh utama dalam Persona Non Grata. Dialah Dean Pramudya. Prince of cracker yang tampan, cerdas, bergelimang harta, namun miskin kasih sayang keluarga.

Bersama teman-temannya, Sang Prince membentuk Cream Crackers, sebuah sindikat yang siap membobol rekening milik orang lain hingga pembuatan kartu kredit palsu. Kepiawaian Dean dalam mengaburkan jejak pencarian polisi menimbulkan keresahan tersendiri di masyarakat maupun pihak aparat keamanan.

Membaca bab demi bab pembuka layaknya keping-keping puzzle yang harus dikumpulkan pembaca demi mencapai ending yang tak mudah ditebak. Selain menyuguhkan aksi yang dilakukan para cracker lengkap dengan istilah yang berkaitan dengannya, pembaca juga diajak ke dalam kisah pelarian Sarah, seorang tunasusila di sebuah lokalisasi di Batam, yang ternyata memiliki keterikatan hati dengan Dean. Hadirnya sosok Sarah membawa pembaca ke dalam kasus lain: tentang human trafficking dan lika-liku kehidupan para ODHA.

Setengah halaman novel ini sukses membuat pembaca penasaran dengan alur yang disajikan. Konflik demi konflik yang setahap demi setahap digulirkan seolah menuntun pembaca untuk menyelesaikan puzzle yang sempurna. Maka, yang muncul kemudian adalah ketegangan manakala mengikuti kisah Dean maupun Sarah.

Selain temanya yang jarang diangkat ke dalam novel, Persona Non Grata memberikan pesan spiritual tersendiri, bahwa di titik terlemah seorang manusia, kembali pada Tuhan Yang Maha Esa merupakan sebuah harapan untuk menuju kehidupan yang lebih baik. Hingga seseorang tak perlu merasa menjadi sosok persona non grata (yang terbuang).

Kekurangan novel ini? Entahlah. Paduan kaver buku, judul, isi, hingga endingnya sudah sedemikian klop. Oh, oh, bahkan saya berharap novel ini difilmkan -dengan menjadikan Reza Rahardian sebagai Sang Prince, misalnya? Uhuk!-

Happy reading, fren! ^^

***

 
Judul | Persona Non Grata
Penulis | Riawani Elyta
Penerbit | Indiva Media Kreasi
Tahun Terbit | 2011
Tebal | 256 hlm
ISBN | 602-8277-50-9
 
***
kamar imaji,
26 November 2012 pk. 00.42 wib
"Persona non grata. Pernah dengar istilah ini, Sayang? Mereka yang terbuang. Yang tak diinginkan saat jati diri mereka yang sesungguhnya justru mulai terkuak ke permukaan."
-Dean, hal. 162