Pertanyaan itu seringkali muncul seiring dengan karya yang ditelurkan
seorang penulis. Banyak orang merasa menulis itu bukan pekerjaan yang
mudah. Yang lain menganggap bahwa menulis merupakan bakat yang tidak
semua orang bisa memilikinya. Maka, bermunculanlah buku berisi tips-tips
seputar menulis dan menjadi penulis, yang ditulis oleh berbagai macam
kalangan, mulai dari editor sampai penulis best-seller.
Alif Danya Munsyi, atau yang lebih dikenal dengan nama pena Remy Sylado, salah satunya. Buku bertajuk "Jadi Penulis? Siapa Takut!" ini sesungguhnya bukan karya perdananya yang fokus pada tips seputar dunia menulis. Atau buku ini melengkapi karya yang sebelumnya? Entahlah.
Ada banyak buku dengan tema serupa yang beredar di pasaran. Beda penulis, beda pula ulasannya. Ada yang membahas garis besarnya saja: intinya yaa nulis, nulis, nulis! Ada pula yang menjelaskan secara runut sampai ke persoalan tata bahasanya. Dan bolehlah jika saya menganggap buku karya Alif Danya Munsyi ini sebagai panduan menulis tingkat advance. Apalagi mengingat bab awalnya yang membuat kening saya berkerut.
Tak ada lagi pembahasan tentang penggunaan titik atau koma. Tak disuguhkan pula motivasi-motivasi pembangkit semangat menulis. Buku ini ditujukan untuk siapa saja yang sejak awal sudah BERANI menerima tantangan untuk menjadi penulis. Maka, jangan dulu menyerah hanya karena bahasanya yang tampak berat -di awal- atau caranya memenggal setiap paragraf menjadi poin-poin angka. Justru, di sanalah kau temukan sisi menariknya.
Jika sebagian penulis menganggap "menulis" menjadi tips pertama untuk menciptakan sebuah karya, maka buku ini lebih memprioritaskan membaca sebagai langkah awal yang harus diambil seorang penulis. Dari aktivitas membaca, kita menjadi tahu. Dengan membaca, kita bisa belajar. Dan setelah membaca, kita dapat menentukan gaya bahasa yang tepat untuk karya tulis kita nantinya. Empat bab awal buku tersebutlah yang akan mengantarkan kita untuk memaknai banyak hal: tentang kaidah bahasa baku, licentia poetica, hingga sejarah di balik kata-kata yang kita kenal selama ini.
Maka, bab-bab setelahnya adalah penjabaran yang lebh rinci mengenai karya tulis yang hendak dibuat. Mau menulis puisi, cerpen, novel, bahkan menulis berita sekalipun, semua diulas dalam bab tersendiri. Dan yang menarik adalah potongan-potongan karya penulis dan peraih nobel kesusastraan yang digunakan sebagai contoh agar pembaca dapat memahami apa yang disampaikan penulis.
Buku setebal 270 halaman ini memang tak bisa dibaca sekali duduk. Nikmati saja poin demi poin yang disampaikan. Perlahan-lahan, lalu praktekkan.
Alif Danya Munsyi, atau yang lebih dikenal dengan nama pena Remy Sylado, salah satunya. Buku bertajuk "Jadi Penulis? Siapa Takut!" ini sesungguhnya bukan karya perdananya yang fokus pada tips seputar dunia menulis. Atau buku ini melengkapi karya yang sebelumnya? Entahlah.
Ada banyak buku dengan tema serupa yang beredar di pasaran. Beda penulis, beda pula ulasannya. Ada yang membahas garis besarnya saja: intinya yaa nulis, nulis, nulis! Ada pula yang menjelaskan secara runut sampai ke persoalan tata bahasanya. Dan bolehlah jika saya menganggap buku karya Alif Danya Munsyi ini sebagai panduan menulis tingkat advance. Apalagi mengingat bab awalnya yang membuat kening saya berkerut.
Tak ada lagi pembahasan tentang penggunaan titik atau koma. Tak disuguhkan pula motivasi-motivasi pembangkit semangat menulis. Buku ini ditujukan untuk siapa saja yang sejak awal sudah BERANI menerima tantangan untuk menjadi penulis. Maka, jangan dulu menyerah hanya karena bahasanya yang tampak berat -di awal- atau caranya memenggal setiap paragraf menjadi poin-poin angka. Justru, di sanalah kau temukan sisi menariknya.
Jika sebagian penulis menganggap "menulis" menjadi tips pertama untuk menciptakan sebuah karya, maka buku ini lebih memprioritaskan membaca sebagai langkah awal yang harus diambil seorang penulis. Dari aktivitas membaca, kita menjadi tahu. Dengan membaca, kita bisa belajar. Dan setelah membaca, kita dapat menentukan gaya bahasa yang tepat untuk karya tulis kita nantinya. Empat bab awal buku tersebutlah yang akan mengantarkan kita untuk memaknai banyak hal: tentang kaidah bahasa baku, licentia poetica, hingga sejarah di balik kata-kata yang kita kenal selama ini.
Maka, bab-bab setelahnya adalah penjabaran yang lebh rinci mengenai karya tulis yang hendak dibuat. Mau menulis puisi, cerpen, novel, bahkan menulis berita sekalipun, semua diulas dalam bab tersendiri. Dan yang menarik adalah potongan-potongan karya penulis dan peraih nobel kesusastraan yang digunakan sebagai contoh agar pembaca dapat memahami apa yang disampaikan penulis.
Buku setebal 270 halaman ini memang tak bisa dibaca sekali duduk. Nikmati saja poin demi poin yang disampaikan. Perlahan-lahan, lalu praktekkan.
Judul | Jadi Penulis? Siapa Takut!
Penulis | Alif Danya Munsyi
Penerbit | Kaifa
Tahun Terbit | Maret 2012
Tebal | 270 hlm.
masih dari hadiah mizan
Penulis | Alif Danya Munsyi
Penerbit | Kaifa
Tahun Terbit | Maret 2012
Tebal | 270 hlm.
masih dari hadiah mizan
No comments:
Post a Comment
Terima kasih untuk tidak meninggalkan pesan berbau SARA dan spam di sini ^^v